Pages

Powered by Blogger.

Seni Budaya Indonesia

Seni Budaya Indonesia

Tempoyak Khas Lampung

Sunday, 2 February 2014

Tempoyak Khas Lampung

Tempoyak adalah masakan yang berasal dari buah durian yang difermentasi. Tempoyak merupakan makanan yang biasanya dikonsumsi sebagai lauk saat menyantap nasi. Tempoyak juga dapat dimakan langsung, namun hal ini jarang sekali dilakukan karena banyak yang tidak tahan dengan keasaman dan aroma dari tempoyak itu sendiri. Selain itu, tempoyak dijadikan bumbu masakan.
Citarasa dari Tempoyak adalah asam, karena terjadinya proses fermentasi pada daging buah durian yang menjadi bahan bakunya. Tempoyak dikenal di Indonesia, terutama di Palembang, Lampung dan Kalimantan. Selain itu, makanan ini juga terkenal di Malaysia. Di Palembang, tempoyak dimasak dengan campuran daging ayam. Di Lampung, tempoyak menjadi bahan dalam hidangan seruit atau campuran untuk sambal.
Tempoyak diriwayatkan dalam Hikayat Abdullah sebagai makanan sehari-hari penduduk Terengganu. Ketika Abdullah bin Abdulkadir Munsyi berkunjung ke Terengganu sekitar tahun 1836, ia mengatakan bahwa salah satu makanan kegemaran penduduk setempat adalah tempoyak.[1] Berdasarkan sejarah yang ada dalam Hikayat Abdullah, tempoyak merupakan makanan khas rumpun bangsa Melayu, yaitu suku bangsa Melayu di Malaysia dan Indonesia yang terdapat di Sumatera dan Kalimantan.

Resep

1.       Bahan :
·         200 gram daging duren, diamkan dalam stoples selama 4 hari
·         5 butir bawang merah
·         2 cm kunyit
·         2 cm lengkuas
·         1 tangkai serai, dimemarkan
·         250 gram udang, kerat punggungnya
·         500 ml santan
·         1/2 sendok teh garam
·         1/4 sendok teh gula
2.       Cara membuat :
·         Haluskan bawang merah, kunyit, dan lengkuas lalu aduk dengan bahan lainnya
·         Didihkan sampai matang

No comments:

Post a Comment

 

Clock

Blogger news

Blogroll

Most Reading